Madrasah Diniyah Al-Khoirot
Madrasah Diniyah Al-Khoirot adalah sekolah khusus ilmu agama yang lulusannya dapat a) membaca kitab kuning (kitab gundul, tidak berharkat) secara mandiri, b) menguasai ilmu syariah tingkat dasar dan menengah (Fathul Qorib dan Fathul Muin) untuk lulusan tingkat ibtidaiyah dan tsanawiyah; c) menguasai Al-Quran, al-Sunnah, Akidah/Tauhid & Tasawuf tingkat lanjut (karena telah khatam Rawa’iul Bayan Tafsir Ayat Ahkam, Ibanah al-Ahkam Syarah Bulughul Maram, Ihya’ Ulumiddin, Jam’ul Jawamik) untuk tingkat Ma’had Aly d) mampu membaca, memahami, berbicara dan menulis bahasa Arab modern yang terdapat di media atau tv; dan f) mampu ilmu fikih dan dapat menjelaskannya dalam bahasa Inggris untuk tingkat Ma’had Aly.
Madrasah Diniyah Al-Khoirot merupakan salah satu program unggulan Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang. Program ini menjadi pembeda antara sistem pendidikan di sebuah pesantren dengan yang di luar pondok.
Adanya program madrasah diniyah yang menjadi program wajib bagi seluruh santri ini menunjukkan bahwa pesantren Al-Khoirot adalah pesantren salaf. Madin ini didirikan pertama kali oleh Kyai Syuhud Zayyadi pada sekitar tahun 1964 dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Annasyiatul Jadidah. Itu artinya, madrasah ini berdiri setahun setelah awal pendirian pesantren Al-Khoirot pada tahun 1963.
DAFTAR ISI
- PROFIL SINGKAT
- TARGET PENCAPAIAN
- SEJARAH MADRASAH DINIYAH ANNASYIATUL JADIDAH AL-KHOIROT
- BEDA MADRASAH DINIYAH DAN MADRASAH FORMAL
- TINGKATAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH AL-KHOIROT
- Program Kajian Kitab Pengasuh
PROFIL SINGKAT MADRASAH DINIYAH AL-KHOIROT
Nama awal: Madrasah Annasyiatul Jadidah
Nama baru: Madrasah Dinyah Al-Khoirot
Nomor registrasi: 412350736655
Tahun berdiri putra: 1964
Tahun berdiri putri: 1970
Level pendidikan; I’dad (bagi yang belum bisa baca Al-Quran), Ibtidaiyah (enam tahun, kelas 1 s/d 6), Tsanawiyah (dua tahun kelas 1 dan 2), Ma’had Aly (4 tahun)
Jenis siswa: Putra dan putri dengan lokasi belajar terpisah. Putra dididik oleh ustadz laki-laki, siswa putri dibimbing oleh ustradzah perempuan.
Lokasi: Jalan Kyai Haji Syuhud Zayyadi No. 01, Karangsuko, Pagelaran, Malang 64174 Jawa Timur
Yayasan: Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang
Materi kajian: Quran, hadits, Gramatika Bahasa Arab (Nahwu, Shorof, Balaghah, Mantiq), fiqih, tauhid, akhlak, tajwid, tarikh, tasawuf.
Kitab kajian Mahad Aly: Tafsir Ayat Ahkam Ash-Shobuni, Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram, Ihya Ulumiddin, Jam’ul Jawamik, Minhajut Talibin English by Imam Nawawi
TARGET PENCAPAIAN SANTRI DINIYAH IBTIDAIYAH
Target yang akan dicapai setelah siswa Madin lulus minimal kelas 6 Ibtidaiyah adalah sebagai berikut:
1. Menguasai gramatika Bahasa Arab yaitu ilmu nahwu dan ilmu shorof dua ilmu alat yang penting agar dapat membaca dan menguasai kitab kuning. Karena, mereka telah mengkaji kitab-kitab gramatika bahasa Arab yang biasa digunakan di pondok salaf seperti Ajurumiyah, Nazham Imrithi, paruh awal Alfiyah ibnu Malik; sedangkan ilmu sharaf seperti al-Amtsilah al-Tashrifiyah, Kailani Izzi, Nadzam Maqshud.
2. Mampu membaca dan memahami kitab kuning atau khazanah keilmuan Islam berbahasa Arab klasik, baik yang dipelajari maupun yang dibaca sendiri. Yang dipelajari seperti kitab Taqrib, Fathul Qorib, Bulughul Maram.
3. Mampu berbicara bahasa Arab percakapan dasar sehari-hari; membaca dan mengerti bahasa Arab modern yang terdapat di media televisi, cetak atau online.
4. Mampu menguasai kandungan fikih dasar madzhab Syafi’i yang terdapat dalam kitab Taqrib dan Fathul Qorib.
5. Pernah mengikuti kajian fikih, Sunnah, dan Tafsir Al-Quran tingkat lanjut dalam program kajian kitab pengasuh yang mengkaji kitab Sahih Bukhari, Al-Umm, Fathul Wahab, Al-Muhadzab, Al-Iqna’, Tafsir Jalalain, walaupun tidak sampai khatam.
TARGET PENCAPAIAN SANTRI DINIYAH TSANAWIYAH
Santri lulusan Madrasah Diniyah Tsanawiyah menguasai literatur fikih dan gramatika tingkat lanjut (advanced) terutama kitab berikut:
- Fathul Muin karya Al-Malibari
- Paruh akhir kitab Alfiyah ibnu Malik.
SEJARAH MADRASAH DINIYAH AL-KHOIROT
Madrasah Diniyah Al-Khoirot, dulunya bernama Annasyiatul Jadidah, didirikan pada tahun 1964 oleh Kyai Haji Syuhud Zayyadi dengan nama lengkap Madrasah Ibtidaiyah Annasyiatul Jadidah Al-Khoirot. Madrasah Diniyah atau disingkat Madin (MD) adalah langkah modernisasi pendidikan pesantren salaf yang awalnya hanya memakai sistem Wetonan/Bandongan, dan Sorogan. Kedua sistem ini adalah sistem yang sangat tradisional di mana santri dan kyai langsung berinteraksi dalam satu tempat, biasanya di masjid, tanpa ada pemisahan berdasarkan kelas dan kemampuan dasar santri.
SISTEM KLASIKAL MADRASAH DINIYAH
Dengan didirikannya sistem klasikal dalam lembaga yang disebut madrasah diniyah (MD), maka sistem belajar mengajar bisa lebih efektif dan efisien di mana proses belajar mengajar dibagi berdasarkan kemampuan santri dan jumlah murid dibatasi di setiap kelasnya. Selain itu, evaluasi dan ujian pun diadakan secara berkala setiap kwartal (empat bulan) atau semester (enam bulan) sekali.
Dengan adanya madrasah diniyah, maka tugas mengajar tidak hanya dipikul oleh kyai, tapi sudah didelegasikan kepada para guru yang menjadi kepanjangan tangan dari pengasuh.
BEDA DAN PERSAMAAN ANTARA MADRASAH DINIYAH DAN MADRASAH FORMAL
Istilah madrasah dipakai untuk dua sistem pendidikan yang sama sekali berbeda. Yang pertama, madrasah diniyah, sedang yang kedua madrasah formal. Madrasah berasal dari bahasa Arab yang bermakna sekolah.
Persamaan Madrasah Diniyah dan Madrasah Formal
Ada sedikit persamaan antara madrasah diniyah dan formal walaupun persamaan ini bersifat periferal dan tidak signifikan. Berikut beberapa di antaranya:
a) Sama dalam segi nomenklatur tingkatannya. Baik madrasah diniyah maupun madrasah formal sama-sama memiliki tiga tingkatan pendidikan yaitu madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah.
b) Keduanya sama-sama bisa berada dalam naungan suatu pesantren. Karena sebuah pesantren bisa memiliki madrasah diniyah dan madrasah formal sekaligus. Umumnya ini terjadi pada sebuah pesantren yang menganut sistem salaf dan modern seperti Pesantren Al-Khoirot.
Perbedaan antara Madrasah Diniyah dan Formal
Persamaan antara Madrasah Diniyah dan Formal hanya terbatas pada nama. Secara substansi, kedua institusi pendidikan ini sama sekali berbeda.
Berikut beberapa di antaranya:
a) Madrasah diniyah hanya mengkaji ilmu agama sedangkan madrasah formal lebih banyak mengkaji ilmu umum (70%) sedangkan ilmu agamanya hanya 30% itupan memakai bahasa Indonesia.
b) Madrasah diniyah memakai kurikulum sendiri dan karena itu materi kajiannya berbeda-beda pada setiap madrasah begitu juga kualitasnya, sedangkan madrasah formal memiliki kurikulum yang seragam dan berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).
Status Swasta dan Negeri
c) Madrasah Diniyah pasti swasta karena dikelola swasta, sedangkan madrasah formal bisa negeri atau bisa juga swasta sebagaimana SMP, SMA, dan SMK.
d) Madrasah Diniyah tidak memiliki persamaan dengan sekolah umum, sedangkan madrasah formal memiliki keseteraan dengan sekolah umum yang lain baik secara yuridis formal maupun pengakuan. Misalnya, Madrasah Ibtidaiyah (MI) formal setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Aliyah setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), perguruan tinggi agama seperti IAIN atau UIN setara dengan Universitas dengan berbagai stratanya.
Lokasi Gedung
e) Umumnya madrasah diniyah berada di dalam kompleks pesantren dan menjadi bagian integral dan tak terpisahkan dari sistem pendidikan pesantren salaf. Sedangkan madrasah formal umumnya berdiri sendiri dan tak terkait dengan pesantren atau kalau ada di dalam kompleks pesantren itu menjadi simbol dari sistem pesantren modern.
f) Penentuan kelas di madrasah diniyah bagi siswa baru adalah berdasarkan tes kemampuan dasar ilmu agama, sedangkan di madrasah formal penempatan kelas ditentukan berdasarkan ijazah terakhir atau raport terkini bagi siswa yang pindah kelas dari sekolah yang berbeda sebagaimana biasa terjadi pada sekolah umum.
Ijazah atau Kualitas
g) Madrasah diniyah mengandalkan kualitas hasil yang didapat selama belajar tanpa mengharapkan ijazah atau sertifikat apapun, sedangkan madrasah formal lebih mengandalkan ijazah yang diperoleh.
h) Ijazah Madrasah diniyah tidak diakui negara maupun institutsi pendidikan lain yang setara atau di atasnya, sedangkan madrasah formal diakui oleh negara dan lulusannya dapat melanjutkan pendidikan ke institusi pendidikan lain yang setara atau di atasnya.
Misalnya, lulusan MTS (Madrasah Tsanawiyah) formal dapat melanjutkan ke SMA atau SMK. Lulusan MA formal dapat melanjutkan ke fakultas kedokteran atau teknis atau sosial di universitas negeri atau swasta manapun; sedangkan lulusan madrasah diniyah tidak bisa.
i) Materi yang dikaji di madrasah diniyah umumnya berbahasa Arab (kitab kuning), sedangkan ilmu agama yang dikaji di madrasah formal memakai bahasa Indonesia.
TINGKATAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH AL-KHOIROT
Madrasah Diniyah (Madin) Al-Khoirot terdiri dari tiga tingkatan yaitu Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah (Ma’had Aly).
Madrasah Diniyah Ibtidaiyah
Madrasah Diniyah Ibtidaiyah adalah tingkatan paling dasar. Pada tingkat ibtidaiyah ini program pendidikan ditempuh selama enam tahun mulai dari kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4 , kelas 5 , kelas 6.
Materi Kajian Madrasah Diniyah Ibtidaiyah
- Fathul Qorib
- Taqrib
- Alfiyah ibnu Malik
- Nazham Imriti
- Nazham Maqsud
- Ajurumiyah
- Amtsilah Tashrifiyah
- Balaghah
- Mantiq
- Aswaja
- Tandid (Tauhid)
- Aqidatul Awam (Tauhid)
- Bulughul Marom
- Bahasa Arab Modern bagi Pemula
- Bahasa Arab Media
- Tajwid
- Baca Quran tartil metode Ummi
- Taklimul Muta’allim (Akhlak)
Materi Kajian Madrasah Diniyah Tsanawiyah
- Fathul Muin
- Alfiyah ibnu Malik
JADWAL MATERI PELAJARAN MADRASAH DINIYAH
100% materi yang dikaji di madrasah diniyah adalah ilmu agama. Berikut materi pelajaran santri madin tingkat Ibtidaiyah untuk tahun ajaran 2016/2017
Madrasah Diniyah Tsanawiyah
Madrasah Diniyah Tingkat Tsanawiyah adalah kelanjutan dari Madrasah Diniyah Ibtidaiyah
Sejak tahun ajaran 2015/2016 terjadi sejumlah perubahan sistem yang cukup signifikan antara lain:
a. Santri Madin Tsanawiyah akan menjalani ujian semester ganjil dan genap.
b. Lulusan Madin Tsanawiyah akan diwisuda.
c. Jumlah hari masuk akan ditingkatkan menjadi hampir setiap hari dalam seminggu kecuali hari Jum’at.
d. Masa belajar selama 2 (dua) tahun.
3. Materi: Fiqih
Nama Kitab: Fathul Muin karya Al-Malibari
Pengajar: Ustadz Agus
— Semester I : Bab Al-Sholah – Bab Sujud At-Tilawah
— Semester II : Bab Ma Yufsid Al-Sholat – Bab Al-Istisqa
Madrasah Diniyah Aliyah (Ma’had Aly)
Madrasah Diniyah Aliyah atau Ma’had Aly adalah tingkatan tertinggi dari program madrasah diniyah. Lebih detail lihat: Ma’had Aly Al-Khoirot
5 tanggapan pada “Madrasah Diniyah Al-Khoirot”
Komentar ditutup.
Bisakah daftar santri Diniyah. Tetapi tidak mengikuti pendidikan formal
Tidak bisa. Harus ikut formal juga apabila usianya masih usia sekolah.
Kapan pendaftaran Diniyah
mulai 15 syawal.
Saya ingin daftar Diniyah Tsanawiyah apakah batas kelulusan 2 tahun