Iman pada Malaikat dan Kitab Allah
Iman pada Malaikat dan Kitab Allah adalah rukun (pilar) iman kedua dan ketiga bagi setiap muslim Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).
Nama kitab: Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Nama kitab asal: Al-Jawahir Al-Kalamiyah fi Idah Al-Aqidah Al-Islamiyah ( الجواهر الكلامية في إيضاح العقيدة الإسلامية)
Nama lain kitab kuning: Al-Jawahir Al-Kalamiyah
Penulis: Tahir bin Saleh Al-Jazairi (wafat. 895 H) (طاهر بن صالح الجزائري)
Penerjemah: Ibnu Hasan Al-Malanjy
Bidang studi: Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) Asy’ariyah, ilmu kalam, ushuluddin.
DAFTAR ISI
➢ Muqoddimah
➢ Pengantar Akidah Islamiyyah
➢ Pembahasan Pertama Iman Kepada Allah
➢ Pembahasan Kedua Iman Kepada Malaikat Allah
➢ Pembahasan Ketiga Iman Kepada Kitab Allah
➢ Pembahasan Keempat Iman Kepada Nabi dan Utusan Allah
➢ Pembahasan Kelima Iman Kepada Hari Akhir (Kiamat)
➢ Pembahasan Keenam Iman Kepada Qadla’ dan Qadar
➢ Penutup (Beberapa Hal Penting)
PEMBAHASAN KEDUA KEYAKINAN KEPADA MALAIKAT, TERDIRI DARI 3 MASALAH
Tanya Siapakah malaikat itu ?
Jawab Mereka adalah materi lembut yg diciptakan dari cahaya. Mereka tiada makan dan minum. Mereka adalah hamba yg mulia dan tidak pernah durhaka kepada Allah Subhaanahu Wata’ala. Apa yg diperintahkanNya kepada mereka, maka mereka akan mengerjakannya.
Tanya Apakah manusia bisa melihat Malaikat ?
Jawab Manusia tidak bisa melihat malaikat dalam wujud asli mereka – kecuali para Nabi – karena malaikat adalah materi yg lembut sebagaimana manusia tidak bisa melihat udara yg memenuhi alam semesta karena bentuknya yg halus. Namun, jika malaikat berubah dalam bentuk benda padat seperti manusia, maka manusia biasa bisa melihat malaikat tersebut.
Kemampuan para Nabi dan Rasul melihat malaikat dalam wujud aslinya merupakan kelebihan yg berguna untuk talaqqi (menyampaikan) masalah keagamaan dan hukum syariat, dan tidaklah dianggap aneh jika terdapat makhluk diantara kita yg tidak bisa kita lihat dengan mata kepala. Dan dalam keadaan sadar, ada hal yg bisa menunjukkan hal itu pada akal dan membuka mata batin kita.
Karena diantara kita banyak benda – baik hidup atau benda mati – yg tidak nampak oleh mata kepala kita. Seandainya tidak ada petunjuk, maka kita akan menyangkanya tidak ada bentuk dan bekasnya. Sebagaimana tidak dianggap aneh adanya hal2 tertentu yg hanya bisa dilihat dengat mata hati (abshar) saat mata kepala tidak bisa melihatnya. Karena sesungguhnya perbedaan penglihatan (mata dan hati) hanya menunjukkan kuatnya hal yg dilihat (dituju). Dan kelemahan penglihatan mata adalah sebagai pelajaran bagi manusia yg memiliki mata hati (Ulil Abshar).
Tanya Apakah pekerjaan para malaikat ?
Jawab Sebagian diantara para malaikat tersebut bertugas sebagai perantara antara Allah dan para utusanNya. Seperti malaikat Jibril ‘alaihis salam. Ada diantara mereka yg bertugas sebagai penjaga manusia (malaikat hafadzah), ada juga yg menulis amal perbuatan manusia baik amal baik (malaikat Rakib) atau amal buruk (malaikat ‘Atid).Ada yg bertugas menjaga syurga dan segala kenikmatannya (malaikat Ridlwan) dan ada yg menjaga neraka dengan segala sisksanya (malaikat Malik).
Ada diantara mereka yg menyangga ‘arsy (makhluk Allah terbesar), ada juga malaikat yg bertugas menjaga kebaikan dan kemaslahatan umat manusia, dan banyak lagi sesuai dengan tugas yg diperintahkan Allah bagi mereka.
PEMBAHASAN KE TIGA: KEYAKINAN TERHADAP KITAB ALLAH SUBHAANAHU WATA’ALA
Tanya Bagaimana bentuk keyakinan terhadap kitab2 Allah Subhaanahu Wata’ala ?
Jawab Hendaklah kita meyakini sesunguhnya Allah memiliki kitab kitab yg diturunkan kepada para utusanNya. Kitab2 tersebut menjelaskan perintah, larangan, janji dan ancaman Allah bagi yg melanggarnya.
Kitab tersebut adalah Kalam (firman) Allah secara hakiki yg dilakukanNya tanpa menyerupai tatacara ucapan manusia. Dia menurunkan kitab tersebut berupa wahyu. Diantara kitab tersebut yg wajib kita imani ada 4, yaitu : Taurat, Injil, Zabur dan Alquran.
Tanya Bagaimana keyakinan kita tentang Kitab Taurat ?
Jawab Hendaklah kita meyakini bahwasanya Taurat adalah termasuk salah satu kitab dari Kitab2 Allah Subhaanahu Wata’ala yg diturunkan kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam yg bergelar Kaliimullloh. Kitab taurat diturunkan untuk menjelaskan hukum agama, akidah yg benar yg diridlai Allah dan kabar gembira akan datangnya Nabi dari keturunan Nabi Ismail, yaitu Nabi kita Muhammad Alaihis Shalatu Wassalam.
Dan kitab itu juga berisi isyarat akan kedatangan beliau dengan aturan (syariat) baru yg menunjukkan umat manusia menuju Dar As Salam (Negeri Kedamaian yakni Syurga).
Tanya Bagaimana keyakinan Ulama pakar sehubungan dengan Kitab Taurat yg ada di zaman ini ditangan orang Ahli Kitab (Yahudi) ?
Jawab Keyakinan Ulama pakar tentang hal itu, bahwasanya taurat yg ada saat ini telah mereka ubah isinya. Diantara bukti akan hal itu adalah tidak adanya penyebutan tentang syurga, neraka, hari kebangkitan dari kubur, hari perkumpulan di padang makhsyar dan juga hari pembalasan.
Padahal hal itu semua merupakan perkara yg penting yg selalu disebutkan di kitab2 Ilahi. Termasuk diantara bukti lain, di dalamnya terdapat perubahan tentang masalah wafatnya Nabi Musa ‘Alaihis Salam yakni di bab Akhir. Intinya adalah bahwasanya Hanya taurat yg diturunkan kepada nabi Musa lah yg benar.
Tanya Bagaimana seharusnya keyakinan kita terhadap Kitab Zabur ?
Jawab Hendaklah kita meyakini bahwa Kitab Zabur termasuk salah satu dari kitab2 Allah Subhaanahu Wata’ala yg diturunkan Allah kepada Sayyidina Dawud ‘Alaihis Salam. Isinya antara lain sekumpulan dan dzikr, nasehat serta hikmah dan tidak terdapat hukum syari’at di dalamnya, karena Nabi Dawud Alaihis Salam diperintahkan untuk
mengikuti syariat Nabi Musa ‘Alihis Salam.
Tanya Bagaimana seharusnya keyakinan kita terhadap Kitab Injil ?
Jawab Hendaklah kita meyakini bahwa Kitab Zabur termasuk salah satu dari kitab2 Allah Subhaanahu Wata’ala yg diturunkan Allah kepada Sayyidina ‘Isa Al Masiih ‘Alaihis Salam. Kitab ini diturunkan untuk menjelaskan hakikat kehidupan dan ajakan kepada umat manusia untuk meng Esa kan Allah, menghapus sebagian hukum taurat yg berupa cabang2 untuk tujuan penerapannya, dan berisi kabar gembira kan datangnya Penutup para Nabi (Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam).
Tanya Bagaimana keyakinan Ulama pakar sehubungan dengan Kitab Injil yg ada di zaman ini ditangan orang Ahli Kitab (Kristen) ?
Jawab Keyakinan Ulama pakar tentang hal itu, bahwasanya Injil yg ada saat ini terdiri dari empat jenis yg dikarang oleh 4 orang Kristen yg TIDAK PERNAH berjumpa dengan nabi ‘Isa ‘Alihis Salam sama sekali. Mereka adalah Mathius, Markuz, Lukas dan Yohannes (empat jenis injil dinamakan dengan nama mereka masing2). Setiap jenis injil dari empat jenis tersebut saling bertentangan satu dengan yg lainnya dalam banyak hal.
Dan sungguh orang2 nasrani (kristen) memiliki banyak lagi injil selain 4 injil ini, akan tetapi sekitar seratus tahun setelah diangkatnya Nabi ‘Isa ‘Alihis Salam ke langit oleh Allah, mereka mengganti isinya dan merusaknya hingga menjadi lebih dari empat jenis injil ini, dengan tujuan menyelamatkannya dari banyaknya pertentangan dan perbedaan (jadi sudah bukan merupakan injil yg asli).
Tanya Bagaimana keyakinan kita terhadap Alquran ?
Jawab Hendaknya kita meyakini bahwasanya Alquran adalah kitab yg paling mulia. Allah Subhaanahu Wata’ala menurunkannya kepada Nabi yg paling mulia diantara nabi2Nya, yakni Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Kitab Alquran adalah kitab ilahi yg paling akhir diturunkan dan ia menghapus masa berlaku kitab-kitab sebelumnya.
Hukum yg ada dalam Alquran tetap berlaku hingga hari kiamat. Tidak mungkin Alquran bisa dirubah atau diganti. Dan Alquran adalah tanda kenabian terbesar Rasulullah SAW karena keberadaan Alquran sebagai mujizat terbesar.
Tanya Karena sebab apakah Alquran disebut sebagai mujizat terbesar ?
Jawab Alquran disebut sebagai mujizat terbesar karena keberadaannya sebagai ayat ‘aqliyah yg abadi sepanjang masa dan bisa direnungkan setiap saat dengan akal fikiran.
Mujizat selain Alquran tidak berlaku seiring bergantinya waktu dan tidak meninggalkan bekas kecuali hanya cerita. Bentuk kemukjizatan Alquran adalah dia diturunkan dengan kefasihan dan keindahan bahasa diluar kemampuan bahasa manusia.
Karena itu Nabi Muhammad SAW menantang dengan Alquran kepada orang ‘Arab asli. Mereka adalah kaum yg paling fasih lisannya, paling baik penguaasaan ilmu balaghah dan bayan karena di zaman itu ilmu balaghah dan retorika (khitob) keduanya telah mencapai tingkat tinggi, seakan akan diluar akal dan mencengangkan pikiran.
Rasulullah SAW hidup bersama mereka selama 23 tahun dan telah menantang mereka dengan Alquran dengan tantangan yg sungguh2, dengan Alquran pula beliau mematahkan keraguan dan kritik mereka terhadap Alquran serta mengalahkan keinginan mereka untuk mendebat Alquran.
Terkadang beliau menantang mereka untuk membuat satu surat seperti yg ada dalam Alquran, dan mereka boleh meminta pertolongan kepada siapa saja baik dari golongan jin maupun manusia. Terkadang beliau menyindir mereka atas kelemahan ketidakmampuan mereka dalam memecahkan perTanyaan tersebut padahal mereka adalah kaum yang berjiwa tak mau dihina, mudah tertantang serta memiliki semangat kesukuan yg tinggi namun tetap saja mereka gagal memenuhi tantangan itu.
Mereka meninggalkan perlawanan kata2 dan menggantinya dengan perlawanan dengan ketajaman pedang serta mengganti perang kata2 dengan dengan tombak (kekerasan) dan di masa itu mereka gagal memenuhi tantangan untuk membuat satu surat saja yg sama seperti dalam Alquran.
Maka siapakah selain mereka yg lebih lemah (tidak mampu) lagi dalam memenuhi tantangan ini, padahal tantangan itu telah lewat lebih dari 1300 tahun, dan belum pernah ditemukan seorang ahli bahasa pun yg mampu membuat yg serupa dengannya baik ia seorang muslim ataupun orang yg mengaku Islam.
Hal itu menunjukkan bahwa Alquran bukanlah ucapan manusia, akan tetapi ia adalah Kalam Sang Maha Pencipta yg Maha Perkasa dan Maha Kuasa. Dia menurunkan Alquran tersebut sebagai pembenar akan kerasulan utusanNya dan penjelas ucapanNya.
Hal ini cukup sebagai bukti salah satu keistimewaan Alquran. Dan banyak sekali bukti kebenaran Alquran,
Pertama, adalah penyebutan kejadian dalam Alquran yg belum terjadi dan akhirnya menjadi kenyataan persis seperti yg diberitakan dalam Alquran.
Kedua, kita tidak akan bosan mendengarnya meski ia dibaca berulang ulang. Ketiga, di dalamnya terhimpun berbagai pengetahuan yg tidak dimiliki oleh bangsa Arab maupun selain mereka.
Keempat, Alquran menyebutkan kisah2 yg telah terjadi di masa lalu dan keadaan umat terdahulu. Padahal orang yg diturunkan Alquran kepadanya (Rasulullah Shallallaahu Alaih Wasallam) adalah seorang yg ummi (tidak bisa membaca dan menulis) karena cukup bagi beliau mendapat pengetahuan melalui wahyu – hal itu menjadi salah satu bukti dapat diterimanya kemukjizatan Alquran.[]
Baca juga: Terjemah Kitab Tauhid Aswaja