Buletin Santri Pesantren Putri
Buletin El-Ukhuwah: Suara Santri Putri Pesantren Al-Khoirot Malang
Pondok Pesantren Putri Al-Khoirot, yang terletak di Karangsuko, Pagelaran, Malang, Jawa Timur, merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka yang menggabungkan sistem salaf murni dengan pendekatan modern. Didirikan pada 1964 oleh Ibu Nyai Masluha Muzakki, istri dari KH. Syuhud Zayyadi, pesantren ini awalnya berfokus pada kajian kitab kuning dan tahsin Al-Quran.
Daftar Isi
Hingga kini, pesantren ini telah berkembang menjadi pusat pendidikan bagi ribuan santri putri, dengan program yang mencakup madrasah diniyah, sekolah formal seperti MTs dan MA, serta tahfidz Quran. Yang menarik, pesantren ini juga dikenal sebagai “pesantren terbaik nasional” versi Antara News, berkat biaya terjangkau dan fasilitas modern dan memadai.
Buletin Santri Pesantren Putri El-Ukhuwah
Buletin Santri Pesantren Putri Madrasah Diniyah
Buletin Santri Pesantren Putri Bahasa Arab Modern
Di tengah hiruk-pikuk kegiatan pendidikan, muncul sebuah inisiatif kreatif yang menjadi wadah ekspresi santri putri: Buletin El-Ukhuwah, Buletin Madrasah Diniyah (Madin) dan Buletin Arabi Banat. Ketiga buletin ini bukan sekadar media internal, melainkan jembatan antara dunia santri dan masyarakat luas, yang mencerminkan semangat ukhuwah (persaudaraan) Islam.
Sejarah Singkat Buletin Santri Pesantren Putri El-Ukhuwah
Buletin El-Ukhuwah didirikan pada tahun 2008, sebagai bagian dari pengembangan program pesantren putri yang dimulai sejak 1964. Sedangkan Buletin Madin Putri dan Buletin Arabi Banat baru berdiri pada 2025.
Pada periode awal (1964-1970), pendidikan putri masih bersifat salaf murni non-kelasikal, fokus pada kajian kitab kuning dan Al-Quran. Kemudian, pada 1974, sistem kelas madrasah diniyah diperkenalkan hingga tingkat Ibtidaiyah. Pendirian buletin ini menjadi tonggak penting, di mana santri putri diajak untuk mengasah keterampilan jurnalistik melalui kegiatan tulis-menulis.
Menurut catatan sejarah pesantren, buletin ini dikelola oleh santri madrasah diniyah, MTs, dan MA Putri Al-Khoirot. Dewan pengasuh pesantren putri, menjadi tokoh kunci sejak awal penerbitan.Hingga kini, El-Ukhuwah tetap konsisten terbit setiap bulan, menjadikannya salah satu media santri tertua dan paling eksis di pesantren ini.
Ketiga Buletin ini diterbitkan di bawah naungan Pustaka Al-Khoirot, yang didirikan pada 2007 untuk menerbitkan buku dan buletin karya santri, guru, serta pengasuh. Selain El-Ukhuwah untuk putri, ada juga Buletin Madin Putri dan Buletin Arabi Banat (berbahasa Arab). Hingga 2025, Pustaka Al-Khoirot telah menerbitkan lebih dari 31 buku, sementara buletin-bulletin ini menjadi platform bulanan yang gratis dan kini juga tersedia secara digital di portal alkanews.com.
Isi dan Dampak Buletin
El-Ukhuwah bukan hanya sekadar kumpulan artikel santri; ia mencerminkan kehidupan sehari-hari di pesantren. Isinya meliputi:
- Artikel Keagamaan: Kajian kitab kuning, tafsir Al-Quran, dan bahsul masail (diskusi fiqh).
- Kisah Inspiratif: Pengalaman santri dalam tahfidz Quran, bahasa Arab modern, atau kegiatan ekstrakurikuler seperti tata busana (jahit, bordir, rajut).
- Berita Internal: Acara OSIS, pengajian pengasuh, dan program anti-bullying yang menjadi ciri khas pesantren.
- Kontribusi Sosial: Pembahasan isu aktual seperti pendidikan perempuan dan kontribusi santri bagi bangsa.
Sebagai bagian dari ekstrakurikuler jurnalistik, buletin ini melatih santri untuk menjadi penulis muda yang kritis. Edisi Agustus 2023, misalnya, menampilkan konten yang diterbitkan oleh santri putri, menekankan nilai-nilai Aswaja NU (Ahlussunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama) yang menjadi akidah pesantren. Dampaknya? Buletin ini tidak hanya memperkuat ukhuwah di kalangan santri, tapi juga menjadi sumber inspirasi bagi calon santri baru. Pendaftaran ke pesantren pun semakin mudah: cukup datang, daftar, dan diterima, dengan biaya murah mulai Rp 1.346.000 untuk santri dewasa putri.
Pada 2023, buletin ini telah berevolusi menjadi versi digital, dengan tujuh buletin online lainnya seperti yang untuk mahad aly, bahtsul masail, dan madrasah diniyah. Ini sejalan dengan visi pesantren untuk mencetak “santri ideal” yang sukses secara akademis hingga level S3, sambil tetap menjaga pemisahan ketat antara putra dan putri untuk menghindari kekerasan atau pelecehan.[]