Biaya daftar: 2,5 juta-2,8 juta. Biaya bulanan: 160ribu-170ribu.

Kontak WA Putra: 0822-2667-4747; Putri: 0858-1500-0572

Sayid Rabey Hasani Nadwi

Rabey Nadwi

Profil Maulana Rabey Hasani Nadwi

Maulan Rabey Al-Hasani An-Nadwi adalah salah satu guru mulazim dari A. Fatih Syuhud, pengasuh Al-Khoirot saat ini. Beliau adalah pengasuh pesantren Nadwatul Ulama Lucknow, Uttar Pradesh, India tempat di mana A. Fatih Syuhud pernah mengaji selama 2 tahun lebih dan mendapat ijazah Al-Quran dan kutubus tis’ah (sembilan kitab hadis).

Baca juga: Sayid Salman al-Husaini Nadwi

Pendahuluan

Sayid Muhammad Rabey Hasani Nadwi, yang sering disebut sebagai Sayid Rabey Al Hasani Nadwi, adalah seorang ulama Islam Sunni terkemuka dari India. Lahir pada 29 Oktober 1929 di Takia Kalan, Raebareli, British India, beliau dikenal sebagai keponakan dari ulama terkenal Abul Hasan Ali Nadwi. Beliau wafat pada 13 April 2023 di Lucknow, India, pada usia 93 tahun, setelah menjalani penyakit berkepanjangan. Sebagai presiden All India Muslim Personal Law Board dan rektor Darul Uloom Nadwatul Ulama, Nadwi memainkan peran krusial dalam pendidikan Islam, reformasi, dan pembelaan hukum syariah di India. Kontribusinya tidak hanya terbatas di India, tetapi juga di dunia Islam secara luas, termasuk sebagai anggota pendiri Muslim World League.

Latar Belakang dan Pendidikan Sayid Rabey Hasani Nadwi

Nadwi berasal dari keluarga ulama Sufi yang terhormat di Raebareli, dengan leluhur termasuk Sayyid Ahmed Shaheed, pejuang kemerdekaan India yang dihormati. Pendidikan awalnya dilakukan di rumah, di bawah bimbingan keluarga. Pada 1948, beliau lulus dari Darul Uloom Nadwatul Ulama di Lucknow, sebuah seminari Islam bergengsi yang didirikan pada 1898 oleh Nadwatul Ulama untuk mengintegrasikan pendidikan tradisional dan modern. Setelah itu, beliau belajar selama satu tahun di Darul Uloom Deoband dan bepergian ke Hejaz (Arab Saudi) untuk studi lanjutan.

Beliau mempelajari bahasa Arab dan sastra secara mendalam bersama pamannya, Abul Hasan Ali Nadwi, serta guru-guru seperti Abdul Qadir Raipuri, Abrarul Haq Haqqi, dan Hussain Ahmad Madani. Pendidikan ini membentuk Nadwi menjadi sarjana yang mahir dalam bahasa Arab, Urdu, dan ilmu-ilmu Islam seperti tafsir, hadis, dan fiqih.

Kontribusi Sayid Rabey Hasani Nadwi di Nadwatul Ulama

Nadwatul Ulama, dewan ulama yang didirikan pada 1893 di Kanpur, menjadi pusat utama karier Nadwi. Seminari Darul Uloom Nadwatul Ulama menarik ribuan siswa Muslim dari seluruh dunia, termasuk mazhab Hanafi, Syafi’i, dan Ahl al-Hadith. Nadwi memulai kariernya di sana sebagai asisten profesor pada 1952, kemudian menjadi kepala departemen Arab pada 1955, dan dekan fakultas Arab pada 1970. Pada 1993, beliau diangkat sebagai muhtamim (rektor) seminari, dan pada 1999 menjadi wakil nazim (pengelola) Nadwatul Ulama. Setelah wafatnya paman beliau pada 1999, Nadwi terpilih sebagai nazim (rektor) pada 2000, menggantikan Abul Hasan Ali Nadwi.

Di bawah kepemimpinannya, Nadwatul Ulama mengalami kemajuan signifikan. Beliau membangun asrama baru, aula besar, perluasan masjid pusat, dan fasilitas dapur (matbakh). Beberapa buku Nadwi, seperti Sirājan munīran dan Rahbar-i insāniyat ṣallaláhu ʻalaihi va sallam, menjadi bagian kurikulum seminari. Selain itu, beliau mendirikan majalah Arab Al-Raid pada 1959, yang bertujuan mendorong jurnalisme Islam dan mempublikasikan penelitian siswa tentang komunitas Muslim di India dan dunia.

Karya dan Pengaruh Global

Nadwi adalah penulis produktif dengan sekitar 30 buku dalam bahasa Arab dan Urdu, termasuk *ʻĀlam-i Islām aur sāmrājī niẓām yang membahas isu-isu kontemporer seperti imperialisme dan Islam. Pada 1970, beliau menerbitkan kamus Arab dan menerima Presidential Award atas kontribusinya di bidang bahasa Arab. Sebagai anggota pendiri Rabita Aalam-e-Islami (Muslim World League) di Makkah, Nadwi mempromosikan persatuan umat Islam. Beliau juga aktif di All India Muslim Personal Law Board sebagai presiden keempat, membela hak-hak Muslim terkait hukum pribadi, seperti pernikahan dan waris.

Pengaruhnya meluas ke luar India; beliau dianggap sebagai “payung bagi dunia Muslim” oleh tokoh seperti Arshad Madani dari Jamiat Ulama-i-Hind. Pada 2023, seminar internasional tentang kehidupan dan karyanya diadakan di International Islamic University Chittagong, Bangladesh.

Warisan dan Penghargaan

Nadwi digambarkan sebagai figur multifaset: guru, peneliti, linguis, penulis, dan orator. Beliau adalah murid dan sahabat dekat paman beliau, Abul Hasan Ali Nadwi, dan sering disebut sebagai “pewaris sejati” gagasan reformasi Islam. Di bawah kepemimpinannya, Nadwatul Ulama menjadi pusat penelitian Islam yang diakui secara internasional. Setelah wafatnya, Bilal Abdul Hai Hasani Nadwi menggantikan sebagai pengelola Nadwatul Ulama.

Warisannya tetap hidup melalui ribuan murid dan karya-karyanya yang terus menginspirasi. Seperti yang dikatakan oleh seorang tokoh, “Kematian seorang ulama adalah kematian dunia,” menggambarkan dampak besar Nadwi terhadap umat Islam.

Kesimpulan

Sayid Rabey Al Hasani Nadwi adalah simbol dedikasi terhadap pendidikan Islam dan pembelaan umat. Melalui Nadwatul Ulama, beliau mewujudkan visi menggabungkan tradisi dengan modernitas, meninggalkan jejak abadi di dunia Islam. Kehidupannya mengajarkan pentingnya ilmu, reformasi, dan persatuan.

Tinggalkan Balasan

Kembali ke Atas