Buletin Santri Pesantren Putra
Buletin Santri Pesantren Putra Al-Khoirot
Pondok Pesantren Putra Al-Khoirot, yang terletak di Karangsuko, Pagelaran, Malang, Jawa Timur, merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka yang menggabungkan sistem salaf murni dengan sistem modern. Didirikan pada 1963 oleh KH. Syuhud Zayyadi, pesantren ini awalnya berfokus pada kajian kitab kuning dan tahsin Al-Quran. Namun, sejak tahun 2007 Al-Khoirot putra mulai bergeliat dengan berbagai
Daftar Isi
Buletin Santri Pesantren Putra Fase Pertama
Penerbitan buletin putra fase pertama terjadi antara tahun 2007 sampai 2021 di mana pada saat itu ada tiga buletin yang diterbitkan sebagai berikut (klik untuk melihat arsip):
- Buletin Al-Khoirot
- Buletin Santri
- Buletin Siswa
Buletin Santri Pesantren Putra Fase Kedua
Penerbitan buletin putra fase kedua terjadi sejak tahun 2021 ada enam buletin yang diterbitkan sebagai berikut (klik untuk melihat edisi terbaru dan arsip sebelumnya):
- Buletin Ma’had Aly
- Buletin Madrasah Diniyah
- Buletin Madrasah Aliyah (MA)
- Buletin Madrasah Tsanawiyah (MTs)
- Buletin Arabi (Bahasa Arab)
- Buletin Bahtsul Masail
Sejarah Singkat Penerbitan Buletin Santri Pesantren
Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA) Malang, salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Jawa Timur, bukan hanya dikenal karena sistem pendidikannya yang menggabungkan salaf dan modern, tetapi juga karena komitmennya dalam dunia penerbitan. Di tengah hiruk-pikuk kegiatan pengajian kitab kuning, tahfidz Al-Quran, dan sekolah formal, muncul sebuah inisiatif sederhana namun berdampak besar: buletin bulanan yang menjadi wadah kreativitas santri. Buletin ini, yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Khoirot sejak 2007, bukan sekadar koran dinding, melainkan alat dakwah, dokumentasi sejarah, dan pengembangan keterampilan jurnalistik para santri.
Dengan visi mencetak “ulama yang ilmuwan dan ilmuwan yang ulama”, PPA Malang mengadopsi sistem salaf murni hingga 2008, kemudian beralih ke kombinasi salaf-modern yang mencakup madrasah diniyah, sekolah formal (MTs dan MA), tahfidz Al-Quran, serta bahasa Arab modern. Pesantren ini berafiliasi kultural dengan Nahdlatul Ulama (NU), menganut akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) mazhab Syafi’i, dan dikenal berbiaya murah
Puncak perkembangan terjadi pada 2007, ketika didirikan Pustaka Al-Khoirot (Maktabah Al-Khoirot lil Bahs wan Nasyar, Al-Khoirot Research and Publication), lembaga penerbitan internal pesantren. Tujuannya? Mendorong santri, guru, dan pengasuh untuk menuangkan ide ke dalam tulisan. Hingga kini (September tahun 2025), penerbitan ini telah menghasilkan lebih dari 31 buku dan enam buletin bulanan yang terbit secara konsisten. Buletin bukan hanya untuk konsumsi internal, tapi juga didistribusikan ke masyarakat luas, bahkan versi digitalnya kini tersedia gratis di portal alkanews.com. Inisiatif ini mencerminkan semangat Kiai Syuhud: santri harus akrab dengan dunia penulisan sejak dini, agar dakwah Islam tak hanya lisan, tapi juga tertulis.
Dampak dan Tantangan: Dari Kertas ke Digital
Buletin ini tak hanya melatih keterampilan menulis, tapi juga membangun karakter santri. Banyak alumni yang kini menjadi jurnalis, penulis buku, atau aktivis dakwah mengakui peran buletin sebagai “sekolah pertama” mereka di dunia literasi. Misalnya, Marita Restyani, alumni MA Al-Khoirot, yang kini mengajar di madrasah diniyah sambil kuliah S1 Pendidikan Agama Islam di STIT Ibnu Sina, sering berkontribusi esai di El-Ukhuwah. Pustaka Al-Khoirot juga telah menerbitkan buku-buku seperti terjemahan kitab kuning, yang memperkaya perpustakaan nasional.
Tantangannya? Di era digital, buletin cetak mulai tergeser. Namun, PPA Malang adaptif: sejak 2020, mereka integrasikan konten ke YouTube (Pesantren Al-Khoirot TV) dan media sosial.
Pandemi COVID-19 justru mempercepat transisi, dengan edisi online yang interaktif. Kini, buletin ini menjadi “jembatan” antara tradisi pesantren dan dunia modern, membuktikan bahwa di Al-Khoirot, ilmu tak mengenal batas.[]