Biaya daftar: 2,5 juta-2,8 juta. Biaya bulanan: 160ribu-170ribu.

Kontak WA Putra: 0822-2667-4747; Putri: 0858-1500-0572

Pondok Pesantren Putra Malang

Pondok Pesantren Putra Malang

Pondok Pesantren Putra Al-Khoirot Malang: Pusat Pendidikan Islam khusus untuk santri Laki-Laki di Indonesia. Baik remaja, anak-anak, dewasa dan lansia. Sistem reguler, semi-reguler maupun kilat. Untuk calon santri putri dan perempuan dewasa, baca: Pesantren Putri

Daftar Isi

  1. Program Pesantren Putra
  2. Biaya Pendaftaran Santri Baru
  3. Cara Daftar Masuk Pesantren
  4. Syarat Pendaftaran
  5. Kontak Admin Pesantren
  6. Mengapa Disebut Pondok Putra
  7. Sejarah
  8. Karakteristik
  9. Kurikulum Pendidikan
  10. Peran 
  11. Tantangan

Program Pesantren Putra

  1. Santri Reguler (santri program pendidikan formal MTS/SMP, MA/SMA, UT/Universitas semua jurusan)
  2. Santri Semi Reguler (Santri Dewasa program 2 bulan atau lebih)
  3. Santri Kilat (Santri program 1 bulan atau kurang)
  4. Madrasah Diniyah
  5. Tahsin Al-Quran
  6. Tahfidz Al-Quran
  7. Bahasa Arab Klasik (Kitab Kuning)
  8. Bahara Arab Modern
  9. Bahasa Inggris
  10. Ma’had Aly

Lebih detail: Program Pondok Pesantren

Biaya Pendaftaran Pesantren Putra

Pendaftaran Santri Reguler MTs Rp.  2.635.000
Pendaftaran Santri Reguler MA Rp.  2.600.000
Pendaftaran Santri Dewasa Lebih dari 1 Bulan Rp.  1.785.000
Pendaftaran Santri Dewasa Kurang dari 1 Bulan Rp.      160.000

Cara Pendaftaran Pesantren Putra

  1. Datang
  2. Daftar di Kantor Sekretariat Pesantren Putra
  3. Diterima dan menempati Asrama

Syarat Pendaftaran

  1. Berniat ikhlas untuk belajar dan taat pada peraturan.
  2. Membawa dokumen yang diperlukan.
  3. Selengkapnya, lihat di sini!

Kontak Admin

  1. Kantor putra: 0822-2667-4747
  2. Email putra: admin@alkhoirot.com

Di Pesantren Putra semuanya Laki-laki

Pondok pesantren putra Al-Khoirot adalah lembaga pendidikan Islam khas di Indonesia yang dikhususkan untuk santri laki-laki. Tidak hanya asrama dan tempat ibadah (masjid) tapi juga meliputi tenaga pengajar sekolah formal (MTS/SMP, MA/SMA) adalah laki-laki. Para ustadz di madrasah diniyah juga laki-laki. Dan murabbi pada pendidikan Tahfidz al-Quran dan muallim pada Bahasa Arab Modern dan tahsin al-Quran juga laki-laki. Tidak adanya unsur perempuan bertujuan untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan terjadi. Terutama dari segi meminimalisir pelanggaran syariah. Baik itu pelanggaran berupa hubungan lawan jenis atau pelecehan, bullying dan sejenisnya.

Baca juga: Pondok Pesantren Putri

Pesantren ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat menimba ilmu agama, tetapi juga sebagai wadah pembentukan karakter, akhlak mulia, dan kemandirian. Berbeda dengan sekolah umum, pesantren putra biasanya memiliki sistem asrama, di mana santri tinggal bersama dalam lingkungan yang terstruktur untuk mendukung proses pembelajaran dan pembinaan.

Sejarah dan Latar Belakang Pondok Pesantren Putra

Pondok pesantren putra Al-Khorot telah menjadi bagian integral dari tradisi pendidikan di Indonesia sejak berabad-abad lalu, terutama sejak masuknya Islam ke Nusantara sekitar abad ke-13. Awalnya, pesantren merupakan tempat para ulama mengajarkan ilmu agama kepada murid-muridnya di lingkungan sederhana, sering kali di sekitar rumah atau masjid. Seiring waktu, pesantren berkembang menjadi lembaga pendidikan formal dengan sistem asrama, terutama untuk memisahkan santri putra dan putri demi menjaga adab dan fokus belajar.

Baca juga: Sejarah Pondok Pesantren Al-Khoirot Putra Putri

Pesantren putra mulai menonjol pada masa kolonial, ketika umat Islam membutuhkan wadah untuk mempertahankan identitas keagamaan dan budaya mereka di tengah tekanan budaya Barat. Salah satu contoh pesantren putra tertua adalah Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari pada 1899. Pesantren ini menjadi cikal bakal organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan hingga kini dikenal sebagai pusat pendidikan Islam yang khusus untuk santri laki-laki.

Karakteristik Pondok Pesantren Putra

  1. Sistem Asrama: Santri putra tinggal di asrama yang dikelola pesantren, menciptakan lingkungan belajar yang intensif. Mereka diawasi oleh pengasuh atau ustaz dan pengurus yang bertindak sebagai pembimbing spiritual dan akademik. Semua santri harus tinggal di asrama. Tidak boleh tinggal di rumahnya. Walaupun rumahnya berada di dekat lokasi pesantren.
  2. Pemisahan Gender: Pesantren putra hanya menerima santri laki-laki, dengan aturan ketat untuk menjaga interaksi dengan santri putri atau lingkungan luar, sesuai nilai-nilai Islam. Termasuk seluruh pengurus dan staf pengajar juga terdiri dari laki-laki.
  3. Disiplin Tinggi: Pesantren putra Al-Khoirot dikenal dengan aturan disiplin yang ketat, seperti waktu bangun pagi untuk salat Subuh berjamaah, jadwal belajar yang padat, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti seni bela diri atau kegiatan keagamaan.
  4. Pendekatan Holistik: Selain ilmu agama, pesantren putra sering mengajarkan pendidikan sains dan keterampilan hidup, seperti kepemimpinan, kerja sama, dan kemandirian, yang dibentuk melalui kegiatan sehari-hari seperti mengelola kebersihan asrama atau bertani. Pendidikan Formal dalam bentuk sekolah RA/TK, MTS/SMP, MA/SMA, UT/Universitas sangat penting dan menjadi salah satu prioritas di Al-Khoirot agar para santri memiliki daya saing (competitiveness) yang tinggi saat mereka terjun ke dunia kerja.

Kurikulum dan Pendidikan di Pondok Pesantren Putra

Kurikulum di pondok pesantren putra biasanya berfokus pada pendidikan agama Islam, dengan beberapa variasi tergantung pada visi dan misi pesantren. Beberapa mata pelajaran utama meliputi:

  1. Al-Qur’an dan Tajwid: Hafalan, tafsir, dan teknik membaca Al-Qur’an dengan benar.
  2. Hadis: Studi tentang perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.
  3. Fiqih: Hukum-hukum Islam terkait ibadah, muamalah, dan akhlak.
  4. Bahasa Arab: Sebagai alat untuk memahami teks-teks agama secara langsung.
  5. Akidah dan Tasawuf: Penguatan aqidah dan pembinaan spiritual.

Selain itu, banyak pesantren putra modern, seperti Pondok Pesantren Gontor, mengintegrasikan pendidikan umum, seperti matematika, sains, bahasa Inggris, dan teknologi informasi, untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan zaman. Pendekatan ini sering disebut sebagai sistem “salaf” (tradisional) dan “khalaf” (modern).

Peran dalam Masyarakat

Pondok pesantren putra memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia, antara lain:
1. Pembentukan Pemimpin Agama: Banyak ulama, dai, dan tokoh agama ternama di Indonesia adalah lulusan pesantren putra, seperti K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan K.H. Hasyim Asy’ari (pendiri NU).
2. Pemeliharaan Budaya dan Identitas: Pesantren putra menjadi benteng budaya Islam di tengah arus globalisasi, mempertahankan tradisi lokal seperti sholawat, tahlil, dan seni Islam.
3. Pemberdayaan Komunitas: Banyak pesantren putra menyelenggarakan program sosial, seperti pendidikan gratis untuk anak kurang mampu, pelatihan keterampilan, atau kegiatan amal.
4. Pengembangan Kepemimpinan: Melalui organisasi santri, seperti OSIS versi pesantren, santri putra dilatih untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.

Tantangan dan Perkembangan

Meskipun memiliki peran besar, pesantren putra menghadapi tantangan di era modern, seperti persaingan dengan sekolah formal, akses teknologi, dan perubahan pola pikir generasi muda. Untuk mengatasi ini, banyak pesantren putra beradaptasi dengan memperbarui kurikulum, menyediakan fasilitas teknologi, dan menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan lain, baik dalam maupun luar negeri.

Sebagai contoh, Pondok Pesantren Darussalam Gontor tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mendirikan universitas (Universitas Darussalam Gontor) yang mengintegrasikan pendidikan tinggi dengan nilai-nilai pesantren. Selain itu, pesantren putra kini juga aktif di media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan menarik minat generasi muda.

Kembali ke Atas