Biaya daftar: 2,5 juta-2,8 juta. Biaya bulanan: 160ribu-170ribu.

Kontak WA Putra: 0822-2667-4747; Putri: 0858-1500-0572

Pesantren Murah Berkualitas

Pesantren Murah Berkualitas

Pesantren Murah Berkualitas itu adalah dua kata identik dalam dunia pesantren. Hampir semua pesantren yang dikenal berkualitas tinggi justru berbiaya murah. Pesantren Langitan, PP Sidogiri, Ponpes Lirboyo, Al-Anwar Sarang, dll semuanya berbiaya murah. Padahal keempat pondok tersebut dikenal telah mencetak banyak ulama alim allamah (sangat ahli agama). Misalnya, KH Said Agil Siroj, ketua umum PBNU yang dulu, adalah lulusan Ponpes Lirboyo.  KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha adalah lulusan Al-Anwar Rembang. KH Cholis Nafis, ketua komisi fatwa MUI pusat, adalah lulusan Sidogiri, dst.

Daftar isi

  1. Pesantren Murah tapi Berkualitas?
  2. Daftar Pesantren Murah dengan Kualitas Mewah
  3. Cara mengetahui Pesantren Berkualitas

Sebaliknya, pesantren yang dikenal mahal dan mewah justru tidak atau belum menelorkan hasil yang memuaskan menurut standar pesantren. Kalangan pesantren yang dikenal mahal dan mewah  justru alumninya tidak diketahui memiliki kualitas yang sebanding dengan para alumni pesantren top di atas.

Pesantren Murah tapi Berkualitas?

Kata murah dan berkualitas seakan menjadi dua kata yang berlawanan. Ini karena dalam filosofi Jawa ada pepatan “ono rego ono rupo” artinya kualitas itu berdasarkan harga. Semakin mahal semakin berkualitas dan semakin murah semakin turun kualitasnya. Dalam banyak hal, peribahasa ini memang ada benarnya.

Namun itu tidak berlaku untuk pesantren. Terutama pesantren salaf atau kombinasi salaf dan modern yang umumnya dikelola oleh ulama Aswaja Nahdliyah NU (Nahdlatul Ulama). Ini terjadi karena ulama pesantren salaf, atau kombinasi salaf modern, saat mendirikan pesantren itu tidak berorientasi bisnis. Melainkan semata orientasi dakwah. Sehingga pesantren yang dikelola ulama nadliyin (NU) sangat jarang yang berbiaya mahal, namun dengan kualitas yang luar biasa. Terutama dalam bidang kemampuan penguasaan literatur Arab klasik yang dikenal dengan kitab kuning. Bayangkan saja, ulama sekaliber Gus Baha, yang begitu menguasai Al-Quran dan Al-Sunnah serta bidang kajian agama yang lain, cukup belajar di satu pesantren tanpa mengenyam pendidikan tinggi modern setingkat S2 dan S3 di dalam negeri maupun luar negeri.  Kualitas Gus Baha yang murni keluaran pesantren Salaf Al-Anwar Sarang, Rembang, itu diakui oleh banyak universitas negeri Tanah Air sampai banyak dari lembaga ini yang hendak memberinya gelar Doktor kehormatan (honoris causa).

Daftar Pesantren Murah dengan Kualitas Mewah

Daftar Pesantren Murah dengan Kualitas Mewah dan terbaik sudah ditulis di sini. Silahkan dikunjungi untuk informasi detail lebih lanjut. Namun, kalau Anda penasaran sekedar ingin tahu nama pesantrennya, berikut kami sebutkan 10 di antaranya. Daftar pesantren yang dimasukkan di sini ada yang bertipe salaf murni, modern murni atau campuran salaf dan modern. Tentang alasannya, silahkan klik di sini. Semua pesantren berikut berbiaya murah (sekitar 2 juta-an) kecuali Pondok Gontor.

  1. Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan
  2. Pondok Pesantren Langitan Tuban
  3. Pondok Modern Gontor Ponorogo
  4. Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
  5. Pondok Pesantren Al-Khairaat Palu
  6. Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
  7. Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo
  8. Pondok Pesantren Musthofawiyah Sumut (Sumatera Utara)
  9. Pondok Pesantren Buntet Cirebon
  10. Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang


Cara mengetahui Pesantren Berkualitas

Jadi, untuk mengetahui kualitas suatu pesantren itu ada dua langkah: pertama, ketahui kurikulum materi ajarnya. Kedua, lihat langsung apakah materi ajar tersebut dilaksanakan dengan baik.

Apabila suatu pesantren itu memiliki website atau situs, maka segala informasi yang diinginkan oleh calon santri bisa diketahui dari situs pesantren terkait.

Jadi, pesantren berkualitas di Indonesia itu jangan dicari di pesantren yang berbiaya mahal. Tidak ada di sana kecuali fasilitas fisik yang relatif baik. Bukan kualitas. Terutama dari segi kajian khazanah keilmuan Islam klasik yang hampir tidak ada di pesantren yang dianggap mewah dan mahal tersebut.

Kecuali kalau anda sebagai wali santri hendak memondokkan putra putri di pesantren mewah dan mahal sebagai bentuk “unjuk gigi” gengsi ala sosialita. Kalau ini motifnya, maka itu soal lain.

Kembali ke Atas